Pembahasan Soal UAS




1. Aplikasi Strain Gauge [kembali]
Gambar 1. Rangkaian Strain Gauge
Prinsip kerja :
Rangkaian Strain gauge tersusun seperti jembatan wheatstone yang terdapat 3 buat resistor dan satu lagi merupakan sebuah potensiometer. Rangkaian ini terhubung ke IC ADC0804 sebagai input analog, IC ADC0804 akan mengubah besaran analog dari pembacaan strain gauge kedalam besaran digital. Nantinya hasil yang telah dikonversi menjadi digital akan dikirimkan ke 2 buah IC 74LS243. IC ini dihubungkan dengan dua buah seven segmen yang satu sebagai puluhan dan yang satu lagi sebagai satuan. Setiap perubahan tekanana akan merubah nilai resistansi, nilai perubahan resistansi pada strain gauge diwakili dengan menggunakan potensiometer, jadi semakin nilai besar perubahan potensio maka nilai yang terbaca pada seven segmen juga akan besar, begitu sebaliknya.

2. Sensor Ultraviolet [kembali]
     a. Susun rangkaian seperti gambar di bawah

Gambar 2. Kondisi rangkaian saat gelap

b. Kemudian RUN rangkaian maka LED akan hidup saat gelombang yang terdeteksi diatas 290






 Gambar 3. Kondisi rangkaian saat terang
Prinsip Kerja:



Saat sensor LDR menangkap adanya gelombang ultraviolet hingga batas tertentu, maka akan ada arus mengalir ke R1, R2 dan base Q2 . Arus yang mengalir ke Q2 mengakibatkan base Q2 akan aktif. Potensiometer digunakan untuk mengatur arus yang masuk ke base Q2. Arus yang melewati R1 akan masuk ke kolektor Q2 maka akan ada arus yang mengalir dari collector ke emitter Q2. Arus dari emitter Q2 akan masuk ke base Q1 dan mengaktifkan base Q1. Arus yang masuk ke R2 akan mengaktifkan LED. Arus dari baterai akan masuk ke R2 dan ikut membantu pengaktifan LED


    3. LED, photodiode dan phototransistor [kembali]


    Gambar 4. Rangkaian saat tidak terkena cahaya

    Gambar 5. Rangkaian saat terkena cahaya
    Prinsip Kerja :
    Baterai sebagai sumber tegangan DC. Tegangan akan diteruskan menuju RV1, D1, dan RL1. Tegangan tidak dapat diteruskan ke D1 karena terhubung secara riverse bias. RV1 dan phototransistor sebagai pembagi tegangan. Saat phototransistor mendapatkan cahaya maka hambatannya menjadi kecil <10k dan RV1 lebih besar, sehingga tidak ada arus yang mengalir melewati R1 dan kaki basis Q1 tidak mengaktifkan relay RL1 dan lampu tidak hidup karena tidak terhubung dengan altenator.
    Saat phototransistor tidak mendapatkan cahaya maka hambatannya besar >10k dan RV1 lebih rendah sehingga arus melewati R1 dan terus menuju kaki basis Q1 dan mengaktifkan relay RL1. Jika relay aktif maka lampu mendapatkan arus bolak-balik dari alternator.
    4. Sensor Ultrasonik [kembali]
    Gambar 6. Rangkaian sensor Ultrasonik
    Prinsip kerja:
    Sensor Ultrasonik  menerima gelombang dari IC NE555. Pada NE555, NE555 mendapatkan tegangan melalui VCC sebesar 5 Volt (pada pin kaki 8). Kapasitor terhubung dengan Control Voltage (5) yang berguna untuk menyeimbangkan tegangan referensi pada kaki negatif komparator. Trigger (2) dan Threshold (6) berguna untuk mengatur agar tidak terjadinya logika LOW Karena apabila terjadi logika low maka flip flop akan tereset. Flip flop (4) berfungsi untuk menyimpan data sementara pada IC dan akan akan aktif jika diberi arus serta menghasilkan gelombang Sensor Ultrasonik menerima tegangan dari VCC sebesar 5 Volt.  Gelombang tadi yang dihubungkan dengan trigger. Kemudian pulsa tersebut diubah oleh pizeoelektrik dari pulsa menjadi gelombang bunyi dengan dengan frekuensi sebesar 40 kHz yang kemudian dipancarkan melalui pemancar ultrasonik yang disebut transmiter tranducer. Setelah gelombang menyentuh permukaan benda maka gelombang tersebut dipantulkan kembali ke Sensor Ultrasonik melalui penerima gelombang bunyi yang disebut Receiver Tranduser. Dan setelah itu gelombang dialirkan ke pin Echo dalam bentuk tegangan kemudian dialirkan ke relay. Kemudian relay akan memindahkan switch dan membuat Lampu menyala pada rangkaian tersebut.

    5. Sensor Acceleromotor [kembali]
    Gambar 7. Rangkaian sensor Acceleromotor
    Prinsip Kerja :
    Ketika logic state bernilai satu maka arus akan mengalir menuju resistor dan masuk ke kaki non inverting pada op amp, karena op amp digunakan untuk menaikkan tegangan maka tengangan keluaran akan menjadi lebih besar dan dapat menyalakan buzzer. Buzzer memiliki tegangan kerja sebesar 12V maka tegangan output dari sensor gas harus diperkuat terlebih dahulu sampai minimal 12V agar buzzer bisa bekerja. untuk menguatkan tegangan tersebut maka menggunakan op-amp. op-amp yang digunakan adalah op-amp detektor non inverting sehingga besar tegangan yang keluar adalah 15V. karena tegangan sudah melebihi tegangan kerja buzzer maka buzzer bisa berbunyi. Ketika logicstate bernilai 0 maka arus tidak mengalir dan buzzer pun mati.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar