- Untuk mengetahui sensor Thermocouple dan pinsip kerjanya
- Memahami aplikasi Thermocouple
- Mampu merangkai dan mensimulasikannya
A. Thermocouple
Termokopel
adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah besaran mekanis, magnetis,
panas, sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor sering
digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau pengendalian.
Sensor sering digunakan untuk pendeteksian pada saat melakukan pengukuran atau
pengendalian.
Thermocouple
merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana sensor ini
dibuat dari sambungan dua bahan metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini
dikomposisikan dengan campuran kimia tertentu, sehingga dihasilkan beda
potensial antar sambungan yang akan berubah terhadap suhu yang dideteksi.
Thermocouple
didasarkan pada efek Seebeck, sebuah fenomena di mana tegangan yang sebanding
dengan suhu dapat dihasilkan dari rangkaian yang terdiri dari dua kawat logam
yang berbeda.
Tipe-tipe thermocouple
Gambar 1. Tipe-tipe Thermocouple
Bahan Logam Positif : Nickel Chromium
Bahan Logam Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C sampai dengan 900˚C
b.
Thermocouple Tipe J
Bahan Logam Positif : Iron (Besi)
Bahan Logam Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0˚C sampai dengan 750˚C
c.
Thermocouple Tipe K
Bahan Logam Positif : Nickel Chromium
Bahan Logam Negatif : Nickel Aluminium
Rentang Suhu : -200˚C sampai dengan 1250˚C
d.
Thermocouple Tipe N
Bahan Logam Positif : Nicrosil
Bahan Logam Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0˚C sampai dengan 1250˚C
e.
Thermocouple Tipe T
Bahan Logam Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C sampai dengan 350˚C
f.
Thermocouple Tipe U
Bahan Logam Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Negatif : Copper Nickel
Rentang Suhu : 0˚C sampai dengan 1450˚C
Prinsip kerja :
Pada
dasarnya Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang
berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang
terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu
konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang
mendeteksi suhu panas.
Gambar 2. Prinsip Kerja Thermocouple
Prinsip
kerja dari thermocouple menggunakan efek seebeck ( Efek Seebeck adalah konversi
energi panas menjadi energi listrik).
Gambar 3. Efek seebeck
Efek
Seebeck:
Sebuah
rangkaian termokopel sederhana dibentuk oleh 2 buah penghantar yang berbeda
jenis (besi dan konstantan), dililit bersama-sama. Salah satu ujung T merupakan
measuring junction dan ujung yang lain sebagai reference junction. Reference
junction dijaga pada suhu konstan 320F (00C atau 680F (200C). Bila ujung T
dipanasi hingga terjadi perbedaan suhu terhadap ujung Tr, maka pada kedua ujung
penghantar besi dan konstantan pada pangkal Tr terbangkit beda potensial
(electro motive force/emf) sehingga mengalir arus listrik pada rangkaian
tersebut.
Kombinasi
jenis logam penghantar yang digunakan menentukan karakteristik linier suhu
terhadap tegangan.
Tipe-tipe
kombinasi logam penghantar thermokopel:
a. Tipe E (kromel-konstantan)
b. Tipe J (besi-konstantan)
c. Tipe K (kromel-alumel)
d. Tipe R-S (platinum-platinum rhodium)
e. Tipe T (tembaga-konstantan)
Tegangan
keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat rendah, hanya
beberapa milivolt. Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan pengukuran. Oleh
karena itu jika ukntuk mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih dulu harus
diketahui tegangan Vc pada suhu referensi (reference temperature). Bila
thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi maka akan muncul
tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah selisih antara Vc dan Vh yang
disebut net voltage (Vnet).
Besarnya
Vnet ditentukan dengan rumus:
Vnet
= Vh - Vc
Keterangan
:
Vnet
= tegangan keluaran thermokopel
Vh
= tegangan yang diukur pada suhu tinggi
Vc
= tegangan referensi
Gambar
grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan R :
Gambar 4. Grafik tegangan terhadap suhu
Kelebihan
:
· Mudah dibaca karena memiliki layar yang
tidak mudah keruh dan skala yang jelas.
· Respon cepat untuk setiap perubahan
suhu.
· Akurasi yang tepat dalam pengukuran
suhu.
· Baik untuk pengukuran variasi suhu
dengan jarak kurang dari 1cm.
· Tidak mudah rusak dan tahan lama.
Kekurangan
:
· Hubungan temperature dan tegangan tidak
linear penuh.
· Sensitivitas rendah, umumnya 50 μV/°C
(28 μV/°F) atau lebih rendah (tegangan rendah rentan dengan noise.
· Accuracy pada umumnya tidak lebih baik
dari pada 0.5 °C (0.9°F), tidak cukup tinggi untuk beberapa aplikasi.
· Memerlukan suatu acuan temperatur yang
dikenal, umumnya temperature air es 0°C (32°F).
· Hanya dapat digunakan untuk mengukur
perbedaan suhu.
· Kalibrasi yang sulit,saat thermocouples
dinyalakan suhun yang tertera adalah suhu pada ruangan tersebut.
Aplikasi Termokopel
1.
Pengukuran Temperatur Pada Pipa Aliran Fluida
Temperatur
aliran fluida (cairan, gas, atau uap air) yang mengalir di dalam sebuah pipa
dapat diukur thermocouple. Hal ini karena thermocouple dapat dipasang di sisi
luar selongsong, selongsong tersebut ditanamkan masuk ke dalam pipa aliran
fluida.
2.
Pengukuran Temperatur Pada Pipa Boiler
Pada
pengoperasian boiler, sangat penting bagi operator untuk mengontrol temperatur
metal pipa boiler di setiap bagian. Bagian-bagian tersebut termasuk pipa
dinding furnace yang didinginkan oleh air dan uap air pada temperatur saturasi,
pipa economizer yang didinginkan oleh air pada temperatur di bawah titik
saturasi, serta pipa-pipa superheater dan reheater yang didinginkan oleh uap
air pada temperatur di atas titik saturasinya. Pengukuran temperatur-temperatur
tersebut berfungsi untuk menjaga agar pipa-pipa boiler tetap bekerja pada
temperatur amannya, mengetahui keseragaman temperatur pipa-pipa yang tersusun
secara paralel, atau untuk mengetahui kenaikan temperatur fluida antara sisi
inlet dengan sisi outlet pipa.
3.
Pengukuran Temperatur Gas
Untuk mengukur temperatur dari gas sebenarnya tidaklah terlalu rumit, karena temperatur gas lebih mudah seragam dengan lingkungan sekitarnya. Permasalahan muncul jika temperatur lingkungan atau wadah dari gas tersebut berbeda dengan temperatur gas itu sendiri, salah satu contoh dari kasus ini adalah temperatur gas panas hasil pembakaran di dalam furnace boiler. Thermocouple ini difasilitasi dengan aliran air pendingin. Sensornya dilindungi dari pengaruh radiasi gas dengan menggunakan tabung porselen anti radiasi. Gas panas yang dialirkan pada sensor ini dijaga pada kecepatan aliran 20,34 kg/m2s oleh sebuah orifice. Temperatur perpindahan konveksi dari gas yang mengalir ke sensor ini sudah mencerminkan temperatur gas panas tersebut.
Gambar 5. OP - AMP
C. Resistor
Resistor adalah
komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran
listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Gambar 6. Resistor
Penguat Tak-Membalik
(Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik
dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun
menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal
inputnya
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Penguat Tak-Membalik
(Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik
dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun
menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal
inputnya
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Penguat Tak-Membalik
(Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik
dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun
menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal
inputnya
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Penguat Tak-Membalik
(Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik
dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun
menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal
inputnya
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Penguat Tak-Membalik
(Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan karakteristik
dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
input. Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) dapat dibangun
menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik.
Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat
isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal
inputnya
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Home » Pengujian » Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier)
Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier)
Wednesday, January 2nd 2019. | Pengujian, Percobaan Mesothelioma Law
Firm, Sell Annuity Payment
Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat sinyal
dengan karakteristik dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa
yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting
amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena
penguat operasional memang didesain untuk penguat sinyal baik membalik
ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-membalik ini dapat digunakan
untuk memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase
dengan sinyal inputnya
Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
D. KapasitorRead more at: https://elektronika-dasar.web.id/penguat-tak-membalik-non-inverting-amplifier/
Copyright © Elektronika Dasar
Berfungsi untuk menghilangkan riak yang tersisa setelah
gelombang disearahkan oleh diode bridge
Gambar 7. Kapasitor
E. Dioda Zener
Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari
Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk
dapat beroperasi di rangkaian Reverse Bias (Bias Balik).
Gambar 8. Dioda Zener
F. Potensiometer
Gambar 9. Potensiometer
Potensiometer adalah sebuah jenis resistor yang
mengatur sebuah tahanan atau hambatan secara linier atau Komponen resistif tiga
kawat yang bertindak sebagai pembagi tegangan yang menghasilkan sinyal output
tegangan variabel kontinu yang sebanding dengan posisi fisik wiper di sepanjang
trek.Berfungsi sebagai sumber tegangan
H. Voltmeter DC
Berfungsi untuk mengukur tegangan
I. LED
LED dapat kita definisikan sebagai suatu komponen elektronika
yang terbuat dari bahan semikonduktor dan dapat memancarkan cahaya apabila arus
listrik melewatinya.
LED (Ligth-Emitting Diode) memiliki fungsi utama dalam dunia elektronika
sebagai indikator atau sinyal indikator atau lampu indikator.
- TCB(Thermocouple)
Gambar 10. Thermocouple
- Op07 ( non-inverting)
Gambar 11. Non Inverting
- Resistor
Gambar 12. Resistor
- Capasitor
Gambar 13. Kapasitor
- 1N5991B (dioda zener )
Gambar 14. Dioda Zener
- Potensiometer
Gambar 15. Potensiometer
- Power Supply DCGambar 16. Power Supply
- Voltmeter DC
Gambar 17. Voltmeter
- LED
Gambar 18. LED
Gambar 19. Rangkaian Thermocouple
Rangkaian
pengkondisi sinyal berfungsi untuk mengolah sinyal dari transduser
termokopel berupa tegangan yang cukup kecil menjadi tegangan yang lebih
besar, sehingga output dari rangkaian ini dapat dibaca oleh untai Analog
Digital Converter (ADC).
Rangkaian signal conditioning terbagi dalam 3 blok fungsi:
a) Low pass Filter
Pertama
termocouple akan diatur pada suhu tertentu. Termokopel yang terlalu
panjang bisa menangkap sinyal liar layaknya sebuah antenna, karena
output dari termokopel merupakan sinyal berfrekuensi rendah, perlu
dipasang sebuah filter untuk menghilangkan sinyal frekuensi tinggi yang
tidak lain adalah noise. R1, R3, C1, dan C2 adalah komponen penyusun low
pass filter yang memiliki frekuensi cut off sekitar 3Hz. Diode zener D1
dan D2 digunakan untuk membatasi input yang masuk ke rangkaian.
Resistor pull up 1MΩ berfungsi sebagai pengaman pada saat termokopel
putus / tidak terhubung, karena saat termokopel tidak terhubung input
rangkaian signal conditioning menjadi besar sehingga pemanas tidak akan
menyala bila alat ini digunakan sebagai pengendali suhu.
b) Penguat tingkat I
Penguat
Tingkat I adalah rangkaian non Inverting OP-AMP menggunakan IC OP 07.
Alasan memilih penguat jenis non inverting dengan pertimbangan penguat
non Inverting memiliki impedansi masukan yang sangat tinggi dan
impedansi keluaran yang rendah, selain itu sinyal input dari termokopel
sebanding dengan kenaikan suhu. Didalam rangkaian ini terdapat 2 buah
potensiometer. RV1 sebagai Zero adjustment, berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya tegangan offset keluaran. Tegangan offset adalah tegangan
yang timbul pada keluaran saat nilai inputannya nol. Tegangan ini
digunakan untuk menentukan suhu terendah yang bisa dibaca alat ukur ini.
RV2 sebagai Gain Adjustment, berfungsi untuk mengatur besar penguatan
pada tingkat ini, dengan menganggap tegangan offset = 0V
c) Penguat tingkat II
Penguat
tingkat II juga menggunakan penguat Non Inverting sama seperti menguat
tingkat I. Op Amp yang digunakan adalah Op 07 serta R7 dan R8 pengatur
tegangan output. Maka setelah rangkaian dinyalakan dengan mengatur suhu
termocouple sebesar 157 derjat, maka saat temperatur pada pipa boiler
menyentuh suhu tersebut maka akan ditandai dengan hidupnya lampu led
sebagai tanda peringatan.
7. Link Download [kembali]
1. Video Simulasi
Download File
2. File Rangkaian
Download File
3. Data sheet Thermocouple
Download File
4. HTML
Download File






Tidak ada komentar:
Posting Komentar